Tingginya Pengangguran, Kurangnya Oposisi, Pendidikan Politik Menjadi Bahasan Dialog Publik RPS Sesi-6.


Tribunpendowonews.online || Sidoarjo - Tingginya angka pengangguran, Masih kurangnya oposisi di pemerintahan daerah, Pentingnya Pendidikan Politik kepada masyarakat,dan masalah lainnya menjadi bahasan yang menarik antara para penonton dan narasumber yang hadir dalam Dialog Publik RPS Sesi ke-6 ini.  Dalam dialog publik yang gayeng dan interaktif ini , diharapkan segala unek unek tersebut mampu dicarikan solusi tidak hanya oleh calon bupati nantinya,tapi juga oleh para pimpinan parpol, maupun masyarakat yang ada di Sidoarjo.


Dalam Dialog Publik RPS (Ruang Publik Sidoarjo) yang menginjak sesi-6 ini mengundang beberapa  ketua parpol di Sidoarjo, yaitu: Emir Firdaus sebagai Ketua DPD PAN, lalu Deny H sebagai Ketua DPD Partai PKS, Nurhendriyati sebagai Ketua DPD Nasdem, Solihan Arief sebagai Ketua DPC PPP, ada Kang Jo Direktur Eksekutif Demokrat Sidoarjo yang mewakili ketua DPD Demokrat Sidoarjo yang berhalangan hadir, dan ada Hudiyono sebagai tokoh masyarakat ( mantan plt bupati Sidoarjo)


Dialog sesi-6 ini sendiri berlangsung Sabtu malam (13/07/2024) di Kedai Bu Atik ( belakang lapas Delta Sidoarjo).

Temanya masih tetap: Mencari dan Memilih Calon Pemimpin Sidoarjo 2024. Bertindak sebagai moderator, yaitu  Nanang Haromain dari IRPD, dan ia ditemani oleh Sujani ketua RPS atau yang biasa dipanggil bupati swasta.



 Seperti biasa dialog dibuka dengan paparan singkat oleh keenam narasumber tersebut. Dialog diawali oleh paparan singkat Emir Firdaus yang menginginkan bupati besok merupakan bupati yang mampu mengurusi rakyat dengan baik. Dan berharap memiliki bupati yang pinter,tak lupa ia mengingatkan agar kita (masyarakat) tidak melupakan kebaikan dan prestasi sosok bupati bupati  yang lama. Dan ia juga menyinggung tentang aset aset Pemda yang masih terbengkalai agar dijaga, dikembalikan, dan dimanfaatkan dengan baik.


Lalu ada pemaparan singkat dari ketua PPP yang berharap agar bupati besok adalah sosok bupati yang nyopoan, ngguyuan, dan nyepuroan. "Punya akhlak yang tinggi bagus, seperti yang dicontohkan nabi Muhammad Saw," ujarnya.


Lalu ada pemaparan ketua PKS yang berharap bupati Sidoarjo adalah seorang negarawan, memahami dan memadukan program program bupati yang lalu, mempunyai solusi program terkait bidang kesehatan, pendidikan,dan lapangan pekerjaan,dan permasalah sosial.  "Hapus mindset Sidoarjo kota penyangga,harus punya visi Sidoarjo jadi kota metropolitan," tukasnya pak Deni panggilan akrabnya 


Sementara dari ketua Nasdem yang mengutarakan tentang komitmen politik gagasan. "Bupati harus tahu mana mana yang menjadi aspirasi masyarakat," ujar Bu Nur


Lalu Kang Jo, dari Demokrat yang menonjolkan tentang SDM, pelosok RT RW se Sidoarjo harus diberikan pendidikan politik, guna mensosialisasikan tentang anti politik uang dalam pilkada. Ia juga menilai terjeratnya bupati Sidoarjo sampai tiga kali tidak lepas dari kegagalan pengawasan. " Kita kurang oposisi,dan beri calon figur bupati yang tidak punya beban masa lalu," ungkap Kang Jo



Lalu ada paparan Hudiyono selaku tokoh masyarakat agar calon bupati nanti merupakan sosok yang punya prestasi,dan mampu menguasai diri. " Yang sudah jadi produk hukum dan produk aturan jangan diterjang , sehingga tidak ada miss komunikasi antara DPRD dan eksekutif,harus ada perencanaan kerja jauh jauh hari," ungkap pak Hudi panggilan akrabnya.



Sesi yang dinanti nanti selanjutkan yaitu, sesi tanya-jawab antara para penonton dengan keenam narasumber yang hadir, beragam pertanyaan dilontarkan oleh penonton, salah satunya oleh Abah Kalim yang prihatin dengan banyaknya pengangguran di Sidoarjo, rakyat yang miskin semakin banyak, yang tentunya ini  perlu mendapat perhatian para ketua parpol. Di Sidoarjo banyak perusahaan, pabrik ia ingin agar perusahaan perusahaan tersebut mengutamakan menampung warga Sidoarjo untuk bekerja.


Lalu ada pertanyaan dari Abah Yusuf yang setuju akan pentingnya pendidikan politik untuk masyarakat agar masyarakat menghindari  kegiatan money politik dalam pilkada. "Pendidikan politik penting, parpol harus turun ke bawah," harapnya.


Mendengar itu, beberapa ketua parpol yang hadir memberikan komentar,salah satunya dari ketua PKS yang berharap investasi yang masuk di Sidoarjo tidak hanya bersifat investasi padat modal, namun investasi yang bersifat padat karya, sehingga angka pengangguran bisa dikurangi 


Ada pula pendapat dari ketua Nasdem yang mengutarakan jika jenis kebutuhan tiap perusahaan akan pekerja berbeda-beda, jadi agak sulit kalau dikhususkan perusahaan hanya menyerap tenaga kerja dari Sidoarjo. Ia mencontohkan di Surabaya juga banyak pekerja yang berasal dari Sidoarjo. 


Kang Jo,juga menambahkan jika pendidikan politik juga bisa dilakukan oleh organisasi, komunitas seperti RPS ini, LSM,dan tidak hanya tugas parpol semata 


  Para hadirin yang hadir dalam dialog publik ini berasal dari berbagai macam elemen masyarakat: Ada aktivis, LSM, wartawan, mahasiswa, tokoh masyarakat,tenaga pendidik,pelaku usaha hingga  masyarakat umum 


Di akhir acara, mengenai wacana masyarakat Sidoarjo yang menginginkan koalisi diantara 5 parpol ini, menurut ketua DPD Nasdem, jika kelima parpol bersatu membentuk koalisi,maka bisa saja ikut tampil di ajang pilkada,karena jika ditotal kesemuanya memiliki total 12 kursi di DPRD. Adapun rinciannya: PKS 3 kursi,PAN 4, Demokrat 2 kursi, PPP 1  kursi,dan Nasdem 2 kursi.


 Dan figur bupati yang diusung nantinya bisa berasal dari koalisi parpol tersebut,ataupun menunggu hasil konvensi PKB. Yang mana saat ini ada 3 calon kuat yang siap ditarungkan pada Pilkada besok. Yaitu, plt bupati Sidoarjo Subandi, mantan anggota DPRD Jatim Amir Aslichin,dan ketua DPRD kabupaten Sidoarjo Abah Usman 



Reporter Budy


dibaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama