Tim Pengmas Farmasi Komitmen Tuntaskan Tuberkulosis di Sumenep Madura


Tribunpendowonews.online || Sumenep - Sabtu, (29 /06/ 2024) tim pengabdian masyarakat dosen Fakultas Farmasi Universitas Airlangga (FFUA) Surabaya kembali terjun untuk menuntaskan Tuberkulosis (TB) di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep – Madura. Kegiatan ini sebagai bukti komitmen dosen FFUA untuk mengimplementasikan Tri Darma Perguruan Tinggi khususnya Darma Pengabdian Masyarakat.  Kegiatan ini juga merupakan implementasi SDG 3 – Good Health and Well-Being (Kehidupan Sehat dan Sejahtera).


Pelaksanaan pengabdian masyarakat kali ini merupakan kolaborasi antara Fakultas Farmasi Universitas Airlangga dengan Puskesmas Bluto, Ikatan Apoteker Indonesia (IAI) Pengurus Cabang Sumenep, dan Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep.


Tema yang diusung:  “Pelatihan Tanggap Tuberkulosis (TB) dan Pendamping Minum Obat (PMO) Secara Rasional. Dan Efektif pada Kader Kesehatan Desa di Kabupaten Sumenep."


Serius Tuntaskan TB:

Dr. apt. Abdul Rahem, M.Kes selaku ketua pelaksana mengatakan, bahwa kegiatan ini merupakan bentuk upaya penuntasan TB di Kecamatan Bluto, yang merupakan salah satu lokus penyumbang TB terbesar di Jawa Timur. 


Menurutnya, prevalensi TB di kecamatan Bluto merupakan salah satu masalah kesehatan yang sangat serius, karena telah terjadi beberapa penderita yang telah meninggal. Persoalan utama adalah: ketidakpahaman masyarakat bahwa penyakit tersebut merupakan TB yang bersifat menular.


Selain itu, kepatuhan penderita untuk menjalani pengobatan masih rendah, mengingat efek samping obat anti tuberkulosis yang kurang nyaman bagi penderita. Untuk itu, pemberdayaan masyarakat dan peningkatan pemahaman masyarakat akan masalah TB dan pencegahannya menjadi keniscayaan. 


Apt. Andi Hermansyah, S.Si., M.Sc., PhD, Ketua Departemen Farmasi praktis di FFUA, mengatakan, bahwa kegiatan ini juga merupakan rangkaian Dies Natalis FFUA yang ke 61. 


“Kegiatan pengabdian terkait TB ini sudah yang ke- 5 di pulau Madura, artinya selama 5 tahun berturut turut pengabdian masyarakat difokuskan di pulau Madura, dan 3 tahun terkhir di kecamatan Bluto,” ungkap Andi. 


Andi melanjutkan, bahwa kegiatan ini merupakan tanggungjawab akademis FFUA kepada masyarakat, terlebih FFUA merupakan fakultas farmasi terbaik pertama di Indonesia.


Kegiatan ini disambut positif oleh Kepala Puskesmas Bluto, dr. Rifmi Utami, M.Kes. 

“Semoga kegiatan berikutnya tetap Kecamatan Bluto sebagai lokusnya, dan bisa dikembangkan dengan masalah kesehatan yang lain, selain TB,” tuturnya. 


Sebagai alumnus UNAIR, Rifmi merasa bangga dan berharap bahwa kegiatan yang dilaksanakan dapat mengikutsertakan perwakilan dari semua desa se-kecamatan karena manfaatnya lebih luas daripada hanya satu desa seperti tahun sebelumnya. 


“Ibu kader sebagai kepanjangan tangan Puskesmas yang membuat layanan kesehatan terjangkau di masyarakat, perlu mendapatkan pembekalan yang baik sehingga bisa membantu masyarakat secara benar,” lanjutnya.  


Pada lain waktu, Apoteker Yeni Puspitasari, S.Si, selaku perwakilan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep mengungkapkan, apresiasi kepada tim FFUA karena selama 3 tahun berturut – turut, tim dosen dai FFUA berkenan menempatkan kegiatannya di Sumenep 


Kegiatan pengabdian masyarakat ini melibatkan 55 orang yang terdiri dari 50 kader kesehatan dari 20 desa se-kecamatan Bluto, dan 5 orang pengelola obat dari 5 Puskesmas kecamatan terdekat. Mereka diberi pembekalan dengan dua topik materi yaitu pengenalan tentang gejala TB dan langkah-langkah yang harus diambil oleh masyarakat jika diketahui ada penderita TB oleh dokter Andre Dwi Wahyudi, Sp.P sebagai dokter spesialis paru di RSUD Moh. Anwar Sumenep, dan materi terkait penggunaan obat beserta bagaimana cara mengatasi efek samping obat oleh Dr. apt. Yuni Priyandani, Sp.FRS salah satu dosen dan peneliti Fakultas Farmasi Universitas Airlangga.


Masyarakat nampak antusias mengikuti penyampaian dua materi dari narasumber. Tidak kurang dari 6 penanya yang berpartisipasi. Para penanya berkonsultasi terkait kondisi teknis dan berharap agar kegiatan serupa ditingkatkan frekuensinya. Selain itu, mereka juga minta izin akan bertanya melalui media sosial atau telpon kepada para pemateri jika menemukan persoalan kesehatan di masyarakat.




Reporter Budy


dibaca

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama