Tribunpendowonews.online || Sidoarjo - Setelah sukses menggelar dialog publik RPS yang pertama, kemarin malam, Sabtu (15/06/2024) di Kedai Bu Atik ( belakang lapas Delta Sidoarjo), kembali komunitas Ruang Publik Sidoarjo ( RPS) menggelar dialog publik RPS Sesi-2, dengan narasumber yang berbeda tentunya. Temanya masih tetap: " Mencari dan Memilih Calon Pemimpin Sidoarjo 2024".
Ada tiga narasumber ( bacawabup Sidoarjo) yang hadir dalam dialog ini, Antara lain: M. Khulem Junaidi dari Partai PAN, lalu M. Solichul Umam dari PKB, dan terakhir ada dr. Andre Yulius dari PDI-P, juga ada Sujani, S. Sos yang merupakan ketua Wag RPS, dan sebagai moderator Nanang Haromain dari IRPD.
Dalam dialog yang gayeng ini, ketiga narasumber ini menyampaikan gagasan, visi misinya jika kelak mendapatkan kesempatan menjadi calon wakil bupati Sidoarjo 2024. Meskipun acara dimulai agak malam, sekitar pukul 20.00 , namun animo penonton yang hadir sangat besar,itu terlihat dari tempat diskusi kursinya terisi semua oleh penonton. Mereka berasal dari berbagai elemen masyarakat yang ada di Sidoarjo,ada wartawan, aktivis, mahasiswa, LSM,hingga masyarakat umum.
Umam, panggilan M. Solichul Umam mendapat kesempatan pertama untuk menyampaikan gagasan, visi misinya ke depan jika mendapat kesempatan menjadi cawabup Sidoarjo mendatang. Ia memaparkan, tidak setuju jikalau Sidoarjo sering disebut sebagai kabupaten penyangga kota Surabaya. " Sidoarjo harus menjadi salah satu mercusuar kabupaten di Jawa Timur," ujarnya. Ia mempunyai konsep Sidoarjo yang maslahah.
Lebih lanjut ia mengatakan, beberapa problem yang ada di Sidoarjo yang akan ia benahi jika mendapat kesempatan menjadi cawabup Sidoarjo antara lain: birokrasi yang masih carut-marut. " Reformasi birokrasi harus dilakukan. Ini merupakan pondasi utama untuk mewujudkan pemerintahan yang bertanggung jawab," ujarnya. Lalu menyoroti minimnya kaum aktivis yang masuk legislatif di Sidoarjo, lalu juga mengkritisi mahalnya proses demokratisasi, selanjutnya ia berharap ada generasi baru untuk pemimpin di Sidoarjo, dan mengeluhkan komunikasi lintas sektoral yang terhambat.
Sedangkan M. Khulem Junaidi memaparkan, berbagai potensi peningkatan Pendapatan Asli Daerah ( PAD) Sidoarjo melalui pembangunan infrastruktur yang merata dan pembangunan potensi desa desa. " Bagaimana membangun desa dulu , bagaimana desa bisa dapat PAD. Kepala desa dan BPD di desa tidak sekedar membangun tapi harus ada multi efeknya. Jadi pembangunan tidak hanya output maupun income," ujarnya. Lebih lanjut,ia mengatakan jika penataan sektor ekonomi, maupun mengurangi kemacetan lalulintas merupakan hal penting agar investor bisa masuk ke Sidoarjo.
Sementara itu
Narasumber ke-tiga dr. Andre Yulius menekankan pada pemberantasan korupsi. Ia mempunyai slogan:
"wes wayahe rakyat diramut ora diapusi". Ia memaparkan jika birokrasi dan demokrasi harus bersih dari money politik, tidak mempersulit proses perizinan. " Tidak ada korupsi,saya yakin sistem akan jalan,dan rakyat sejahtera," ujarnya. Untuk itu ia ingin masuk ke dalam sistem itu agar bisa membenahi jika ada sistem yang salah. Ia berkomitmen jika diberi amanah menjadi cawabup Sidoarjo akan mengamputasi sistem korupsi yang ada. " Birokrasi harus bersih," ujarnya dengan nada yang menyala nyala.
Setelah pemaparan visi misi,acara dilanjutkan dengan sesi tanya-jawab antara penonton dan ketiga narasumber yang hadir.
Sementara itu Sujani ketua RPS mengatakan, jika acara dialog publik RPS ini insyaallah akan diadakan setiap Minggu sekali. " Sama seperti dialog publik pertama kemarin, harapannya adanya dialog ini masyarakat bisa mengenal, menilai bagaimana calon calon pemimpinnya di pilkada besok. Sebelumnya menghadirkan narasumber yang merupakan bacawabup,ia berkomunikasi dulu dengan para bakal calon calon wakil bupati. " Ada beberapa yang belum siap,dengan alasan masih menunggu rekom dulu,kalau sudah direkom akan berani tampil," ujarnya. Ia mengatakan, tidak menutup kemungkinan ke depan akan mengundang juga calon bupati untuk tampil
Reporter Budi
dibaca
Posting Komentar